Pernyataanberikut ini yang tidak sesuai dengan hewan hermaprodit adalah . A. memiliki dua macam alat kelamin B. fertilisasinya melibatkan individu lain C. dapat melakukan perkawinan sendiri D. pematangan sel telur dan sperma tidak bersamaan Kunci jawaban : C Soal nomor 17 Ubur-ubur berkembangbiak secara vegetatif dengan . A. tunas B. fragmentasi Berikutini adalah pernyataan yang benar terkai dengan cerita di atas. Embrio yang terbentuk mengalami aborsi sesaat setelah fertilisasi. Kondisi tersebut yang menyebabkan STENOSPERMOCARPY, contoh : anggur Alasan : salah Pernyataan yang benar mengenai lumut, paku dan tumbuhan berbunga di bawah ini adalah (1) secara alami, spora dapat Pernyataanyang benar mengenai hewan pada gambar I dan II adalah Hewan I melakukan mimikri, sedangkan hewan II dapat mengeluarkan bisa Hewan I dan II melakukan autotomi untuk melindungi diri Vay Tiền Nhanh. Fertilisasi pada HewanKapasitasi Sperma Mamalia Dan KemotaksisZona Pelusida Telur MamaliaSaluran Kalsium Sperma MamaliaProtease Akrosom Sperma MamaliaSel Telur Amfibi dengan Pembungkus Viteline GlikoproteinPeptida Pengaktif Sperma Echinodermata sperm-activating peptides SAPsReferensi Fertilisasi pada Hewan Fertilisasi merupakan proses penyatuan gamet jantan dan betina atau dapat juga berupa sperma dan sel telur untuk membentuk zigot atau embrio berupa satu sel yang merupakan karakteristik dari hampir semua spesies hewan. Proses ini sangat penting untuk menghasilkan keturunan baru yang menunjukkan semua karakteristik dari spesies tersebut. Untuk melihat proses fertilisasi dari berbagai macam hewan, kita akan dikejutkan oleh berbagai jalur yang diambil atau yang ditempuh oleh hewan-hewan tertentu untuk mencapai proses fertilisasi. Selain itu, berbagai jenis hewan tersebut juga memiliki karakteristik gamet mulai dari berbagai variasi ukuran dan juga bentuk. Misalnya pada beberapa spesies memiliki sperma yang memiliki flagel yang panjang serta pada beberapa spesies lain tidak memiliki flagel serta menunjukkan suatu gerakan seperti amoeboid. Demikian pula, beberapa telur memiliki Tempat khusus untuk masuknya sperma, sementara beberapa telur lainnya tidak memiliki Tempat khusus tersebut serta hampir seluruh permukaan nya dapat berinteraksi dengan sperma. Tentu saja beberapa karakteristik gamet tersebut serta proses pembuahan yang terjadi di merupakan kebutuhan pembuahan yang spesifik dibutuhkan oleh hewan-hewan tertentu, misalnya terjadi perbedaan pembuahan secara eksternal maupun pembuahan secara internal serta terdapat juga perbedaan pembuahan yang terjadi di dalam air maupun di darat. Tulisan kali ini akan mencoba untuk mengkaji aspek-aspek fertilisasi pada organisasi mamalia maupun non mamalia untuk memberikan pengenalan proses pembuahan tentang hewan serta beragam siklus yang terdapat di dalamnya terutama pada beberapa contoh hewan seperti tikus maupun bintang laut. Kapasitasi Sperma Mamalia Dan Kemotaksis dua Aspek penting dari fertilisasi mamalia adalah kapasitasi sperma dan kemotaksis sperma. Kapasitasi sperma mengacu pada perubahan maturasi atau pematangan sperma di dalam saluran reproduksi wanita serta kemotaksis merupakan pergerakan sperma untuk naik atau menuju ke sel telur melalui gradien kemo atraktan menuju telur untuk berovulasi di ampula saluran telur. Kapasitasi sperma merupakan peristiwa penting yang terdokumentasi dengan baik dan telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun oleh banyak laboratorium baik di tingkat seluler maupun di tingkat molekuler. Namun riset pada beberapa dekade terakhir menunjukkan bukti substansial telah terakumulasi untuk mendukung bahwa kemotaksis terjadi selama fertilisasi mamalia. Terdapat banyak bukti yang mendukung peran kemotaksis selama fertilisasi mamalia dan menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemotaksis dan kapasitasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hanya sperma yang telah berkapasitasi yang dapat reseptor di zona pelusida sel telur dan kemudian menjalani reaksi akrosom. Peneliti menjelaskan bahwa respon kemotaksis sperma juga terkait dengan kapasitasi, yaitu itu hanya sperma yang memiliki kapasitas yang dapat merespon sinyal kemotaksis dari sel telur yang telah berovulasi. Penelitian ini menjadi menarik karena menjelaskan mekanisme di mana sel telur juga melakukan pemilihan Kepada sperma-sperma tertentu saja yang mampu mengikat dan mampu membuahi sel telur. Gambar. Kapasitasi Sperma Zona Pelusida Telur Mamalia semua telur mamalia dikelilingi atau dibungkus oleh zona pelusida yang juga memiliki peranan penting selama proses fertilisasi. Misalnya, sperma yang utuh dan dan berkapasitas akrosom berikatan dengan an-nas sektor spesifik spesies yang terletak di zona pelusida telur yang telah berovulasi dan setelah terjadi ikatan barulah reaksi akrosom terjadi yang memungkinkan sperma mampu menembus zona pelusida dan menyatu dengan membran plasma telur. Setelah proses fertilisasi, zona pelusida pada zigot dimodifikasi dan bertindak sebagai penghalang penetrasi oleh sperma lainnya serta mengikat sperma lainnya yang yang sedang berenang dengan bebas. Zona pelusida pada sel ovum tikus terdiri dari tiga glikoprotein yang disebut dengan mZP1-3, yang tersusun menjadi filamen yang panjang serta terkait yang menunjukkan periodisitas struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus betina yang tidak memiliki glikoprotein mZP3, mengalami kondisi dimana oosit yang tumbuh gagal untuk membentuk zona pelusida dan tikus tersebut menghasilkan ovum yang tidak subur. Riset lainnya menunjukkan bahwa mZP2, Meskipun tidak tersusun menjadi zona pelusida tetapi disintesis dan disekresikan oleh osit yang tumbuh dari tikus betina. Oleh karena itu sintesis dan sekresi dari glikoprotein ini tidak bergantung pada sintesis dan sekresi glikoprotein mZP3. Lebih lanjut dikatakan bahwa pada tikus wild type, sebagian besar mZP2 dan mZP3 disekresikan oleh oosit yang sedang tumbuh serta tidak dirakit menjadi zona pelusida. Para peneliti menyimpulkan bahwa perakitan zona pelusida merupakan proses stokastik random yang mungkin terjadi sepenuhnya diluar oosit yang sedang tumbuh. Gambar. Komponen pada sel telur mamalia Saluran Kalsium Sperma Mamalia Akrosom merupakan vesikel sekretori besar yang menutupi nukleus di daerah apikal di bagian kepala sperma. Meskipun membran akrosom bersifat kontinu bagian yang mendasari membran plasma tersebut terdiri dari bagian luar dan bagian dalam serta menutupi nukleus secara sepenuhnya yang di juga disebut dengan membran akrosom bagian dalam. Reaksi akrosom terlihat dari beberapa proses fusi antara membran akrosom luar dan membran plasma di daerah anterior pada bagian kepala sperma pembentukan luas physical membran hibrida, serta paparan membran akrosom di bagian dalam dan isi dari akrosom. Penelitian terkait dengan reaksi akrosom pada sperma mamalia telah mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut melibatkan komponen cascading sinyal tradisional termasuk kompleks g-protein. Protease Akrosom Sperma Mamalia setelah sperma mamalia mengalami reaksi akrosom pada permukaan zona pelusida di sel telur mereka harus menembus lapisan ekstraseluler untuk mencapai membran plasma dari sel telur. Penetrasi tersebut jelas melibatkan motilitas sperma tetapi mungkin juga melibatkan kemampuan hidrolisis glikoprotein dari zona pelusida untuk satu atau lebih protease akrosom. Selama bertahun-tahun diasumsikan bahwa enzim yang mirip tripsin yang disebut dengan akrosin terutama bertanggung jawab dalam proses penetrasi sperma melalui zona pelusida. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa tikus jantan yang tidak memiliki akrosin benar-benar dapat melakukan proses fertilisasi dengan baik. Tidak adanya kromosom pada sel sperma tikus tampaknya hanya menyebabkan keterlambatan dalam proses penyebaran komponen akrosom selama proses reaksi akrosom. Meskipun sperma dari mencit tidak memiliki akrosin, tetapi memiliki kemampuan untuk menembus zona pelusida telur dimana kemungkinan akrosin memainkan peran yang lebih penting dalam penetas iguana pelusida oleh sperma dari hewan yang lain seperti tikus maupun hamster. Untuk menganalisis kemungkinan ini peneliti telah memeriksa protease Serin pada akrosom sperma dari tikus wild-type tikus tanpa akrosin dan tikus serta hamster wild-tipe. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa akrosom dari sperma tikus memiliki 2 protease Serin yang sangat melimpah selain akrosin yang juga tidak ditemukan pada sperma tikus dan hamster. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa spermaticus memiliki tingkat aktivitas ekosistem yang relatif rendah tetapi tingkat aktivitas protease lainnya sangat tinggi. Melihat hasil penelitian ini ada kemungkinan bahwa dibandingkan Antara sperma tikus dan hamster, akrosin memainkan peran yang lebih kecil pada penetrasi di zona pelusida oleh sperma tikus. Gambar. Tahapan fertilisasi yang didalamnya terdapat reaksi akrosom Sel Telur Amfibi dengan Pembungkus Viteline Glikoprotein pada amphibi diketahui bahwa telur di dalam rongga selom tidak dapat dibuahi, sedangkan telur yang telah melewati bagian saluran telur dapat dibuahi. Diantara banyak perubahan dalam selubung telur yang terjadi selama proses tersebut salah satunya adalah proses proteolitik dari glikoprotein penyusunnya oleh protease yang mirip tripsin yang sering disebut dengan oviduktin. Riset terakhir menunjukkan dengan jelas bahwa glikoprotein yang membungkus vitelin telur amfibi sangat berkaitan dengan glikoprotein dari zona pelusida telur mamalia. Peptida Pengaktif Sperma Echinodermata sperm-activating peptides SAPs Setidaknya terdapat tiga komponen dari lapisan Jelly telur echinodermata yang terlibat dalam proses induksi sperma untuk menjalani reaksi akrosom yaitu glikoprotein sulfat sebagai zat penginduksi reaksi akrosom, saponin steroid sebagai aktivator zat penginduksi reaksi akrosom, serta peptida pengaktif sperma sperm-activating peptides SAPs atau yang disebut dengan asterosaps. Pada bintang laut, sel telur memiliki disulfida antar molekul yang penting. SAPs pada bintang laut jauh lebih besar dan secara struktural berbeda dari zat pengaktif sperma pada sea urchin. Pada sea urchin, cDNA dari prekursor peptida pengaktif sperma, telah diisolasi dan ditemukan bahwa 1 mRNA mengkode banyak isoform dari peptida pengaktif sperma yang disintesis dalam sel folikel. Untuk menganalisis situasi yang terjadi pada bintang laut para peneliti mengkloning cDNA yang mengkode SAPs serta menentukan urutan nukleotidanya. Menariknya, cDNA kloning mengkode beberapa SAPs dimana ditemukan 10 peptida yang dapat diidentifikasi dalam polipeptida prekursor yang dikode oleh cDNA. Berbeda dengan sea urchin, ternyata mRNA Yang mengkode SAPspada bintang laut hanya ditemukan pada oosit dan bukan pada sel folikel. Referensi Wassarman, P. M. 1999. Fertilization in animals. Developmental genetics, 252, 83-86. Pernyataan yg benar tentang fertilisasi hewan-hewan tersebut yakni 
 A. Hewan 1 & 2 mengalami fertilisasi inter- nal, sedangkan binatang 3 & 4 mengalami fertilisasi eksternal B. Hewan 1 & 3 mengalami fertilisasi eksternal, sedangkan hewan 2 & 4mengalami fertilisasi internal C. Hewan 1, 3, & 4 mengalami fertilisasi eksternal sedangkan hewan 2 mengalami fertilisasi internal D. Hewan 1 & 3 mengalami fertilisasi internal, sedangkan hewan 2 & 4 mengalami fertilisasi eksternal ​pernyataan yg benar perihal fertilisasi hewan binatang tersebut yaituPernyataan yg benar mengenai fertilisasi hewan-binatang tersebut adalah . 1 & 2 mengalami fertilisasi inter- nal, sedangkan hewan 3 & 4 mengalami fertilisasi eksternal. b. Hewan 1 & 3 mengalami fertilisasi eksternal, sedangkan hewan 2 & 4 mengalami fertilisasi internal c. Hewan 1, 3, & 4 mengalami fertilisasi eksternal, sedangkan hewan 2 mengalami fertilisasi internal 1 & 3 mengalami fertilisasi inter- nal, sedangkan binatang 2 & 4 mengalami fertilisasi eksternal​pernyataan yg benar perihal fertilisasi binatang binatang tersebutpertanyaan yg venar tentang fertilisasi binatang binatang tersebut yaitu Pernyataan yg benar tentang fertilisasihewan-hewan tersebut yakni 
A. Hewan 1 & 2 mengalami fertilisasi inter-nal, sedangkan binatang 3 & 4 mengalami fertilisasi eksternalB. Hewan 1 & 3 mengalami fertilisasieksternal, sedangkan hewan 2 & 4mengalami fertilisasi internalC. Hewan 1, 3, & 4 mengalami fertilisasieksternal sedangkan hewan 2 mengalami fertilisasi internalD. Hewan 1 & 3 mengalami fertilisasi internal, sedangkan hewan 2 & 4 mengalamifertilisasi eksternal​ Jawaban A. Hewan 1 & 2 mengalami fertilisasi inter- nal, sedangkan binatang 3 & 4 mengalami fertilisasi eksternal pernyataan yg benar perihal fertilisasi hewan binatang tersebut yaitu kalo ga salah ya Pernyataan yg benar mengenai fertilisasihewan-binatang tersebut adalah . 1 & 2 mengalami fertilisasi inter-nal, sedangkan hewan 3 & 4 mengalamifertilisasi Hewan 1 & 3 mengalami fertilisasieksternal, sedangkan hewan 2 & 4mengalami fertilisasi internalc. Hewan 1, 3, & 4 mengalami fertilisasieksternal, sedangkan hewan 2 mengalamifertilisasi 1 & 3 mengalami fertilisasi inter-nal, sedangkan binatang 2 & 4 mengalamifertilisasi eksternal​ Jawaban Jawaban nya yg c ya Penjelasan karna hewan mampu mengalami fertilisasi internal atau melahirkan pernyataan yg benar perihal fertilisasi binatang binatang tersebut jawabannya a maaf ya kalau salah pertanyaan yg venar tentang fertilisasi binatang binatang tersebut yaitu pada no satu itu yaitu hewan mamaliapausdan no 2 itu kuda maritimmamaliamereka berdua fertilisasi internal ,sedangkan no 3 itu piscesikandan no 4 amphibikodok mereka ini fertilisasi eksternak Pembuahan atau fertilisasi adalah proses penyatuan sel sperma dengan sel telur untuk membentuk indivu baru. Fertilisasi pada hewan ada dua jenis, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi Fertilisasi Internal Fertilisasi Internal pada Hewan BertelurFertilisasi internal adalah pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi. Fertilisasi internal terjadi pada hewan-hewan yang hidup di darat, seperti kelompok hewan reptil, aves, dan mamalia. Setelah terjadi fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan dan kelahiran embrio, yaitu vivipar, ovipiar, dan ovovivipar. Vivipar adalah kelompok hewan yang embrionya berkembang dan mendapatkan makanan di dalam rahim induk betina. Contoh hewan vivipar adalah sapi, kucing, kerbau, tikus, dan harimau. Ovipar adalah kelompok hewan yang embrionya berkembang di dalam telur yang dikeluarkan dari tubuh induk betina dan dilindungi oleh cangkang. Embrio hewan ovipar memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Contoh hewan ovipar adalah ayam, merpati, angsa, bebek, dan itik. Ovovivipar adalah kelompok hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah mencapai kurun waktu tertentu, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contoh hewan ovovivipar adalah kadal, ular boa, dan ikan Fertilisasi EksternalFertilisasi Eksternal pada KatakFertilisasi eksternal adalah pembuahan yang terjadi di luar tubuh induk betina. Fertilisasi eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu fertilisasi eksternal tipe acak dan fertilisasi eksternal tipe sarang. Pada fertilisasi tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma dilakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada fertilisasi tipe sarang, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan pada tempat tertentu yang disebut sarang, sehingga peluang terjadinya fertilisasi lebih besar. Contoh hewan yang melakukan fertilisasi eksternal adalah katak dan ikan.

pernyataan yang benar mengenai fertilisasi hewan hewan tersebut adalah